Hubungan Pandemi Covid-19 dan Bisnis Kuliner
Artikel ini akan membahas tentang semua hal tentang kopi dan bisnis kuliner, akan tetapi pada artikel ini kami berfokus tentang bagaimana hubungan pandemi covid 19 dengan bisnis kuliner yang ada sekarang.
Hubungan
Pandemi Covid-19 dan Bisnis Kuliner
Photo by Daniel Schludi on Unsplash
Virus Covid-19 mempunyai dampak buruk bagi kesehatan.
Namun disamping itu adanya pandemi Covid-19 juga berdampak buruk bagi bisnis
kuliner. Bisnis kuliner mengalami ketidakjelasan usaha, gangguan pemasokan
bahan baku, kekurangan tenaga kerja, dan permintaan produk yang menurun. Adanya
virus Covid-19 membuat masyarakat memilah makanan dan minuman yang akan
dikonsumsi. Masyarakat sangat memperhatikan kehigenisan dan kualitas produk
makanan dan minuman karena harus selalu menjaga Kesehatan tubuh. Bisnis kuliner
juga harus bisa memenuhi keinginan masyarakat seperti kemudahan mendapatkan
produk secara online, mempunyai layanan take away dan delivery,
dan melakukan inovasi produk makanan sehat. Situasi pandemi ini membawa
tantangan sekaligus peluang bagi bisnis kuliner yang ada.
Bisnis kuliner yang masih berjalan di masa
pandemi harus menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi karyawan dan juga
konsumen. Dengan melakukan pembersihan tempat produksi dengan disinfektan
secara berkala merupakan angkah awal untuk menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu juga dapat memberlakukan layanan take away dan delivery
order, melakukan penjualan secara online terutama di media
sosial, mulai beralih ke pembayaran non tunai, dan melakukan pengolahan dan
pengemasan produk menjadi lebih higenis.
Photo by Kai Pilger on Unsplash
Memang dengan melakukan protokol kesehatan
akan mengeluarkan biaya tambahan. Namun melakukan protokol kesehatan akan melindungi
orang-orang yang terlibat dalam bisnis kuliner dan juga orang-orang yang
berinteraksi dengan bisnins kuliner tersebut. Masa pandemi juga mempunyai
dampak negative lainnya seperti mengalami penurunan jumlah permintaan,
menggantungkan kelanjutan bisnis kuliner secara online, melakukan social
distancing, atau bahkan harus menjalankan bisnis dari rumah (work
from home). Beberapa bisnis kuliner juga akan mengganti arah bisnisnya
menjadi bisnis frozen food yang lebih diminati oleh masyarakat di masa
pandemi.
Untuk mendukung pemasaran produk secara online,
pebisnis kuliner juga dapat memasukkan produknya ke marketplace yang ada
di Indonesia. Namun hal ini jugap perlu dipertimbangkan apabila produk yang
dihasilkan tidak dapat bertahan lama atau juga dapat memberlakukan sitem Pre-Order
di marketplace. Adanya perubahan kebiasaan masyarakat berbelanja secara
langsung menjadi belanja secara online, menuntut bisnis kuliner juga
ikut serta di dalamnya. Bisnis kuliner dituntut untuk menyediakan produk yang
dapat dengan mudah didapatkan secara online. Oleh karena itu harus
melakukan perubahan strategi marketing supaya mengikuti perkembangan
pola konsumsi masyarakat.
Ada beberapa alasan masyarakat lebih senang
melakukan belanja online. Yang pertama biaya yang dikeluarkan lebih
sedikit karena adanya penghematan biaya transportasi dan dapat dilakukan kapan
saja saat melakukan transaksi online. Transaksi online juga
mengurangi kelelahan masyarakat untuk mendatangi toko atau mall. Adanya
berbelanja secara online sangat memudahkan masyarakat yang sedang mengalami
kerepotan. Setelah berbelanja secara online, produk akan dikirimkan ke
rumah tanpa harus mendatangi toko untuk berbelanja. Di marketplace
sebuah produk dengan toko yang berbeda juga memiliki perbedaan harga. Harga
yang bersaing dan banyaknya diskon dan harga special juga menjadi daya tarik
belanja online.
Belanja online juga mempunyai
keuntungan seperti terbangunnya konektivitas antara pelanggan dengan industri online.
Hal itu juga dapat membuat ekosistem dan bisnis dengan model baru di era
digital. Belanja online juga membuat bisnis mampu merancang strategi
sosial dan digital untuk semua kegiatan yang sebelumnya dijalankan secara offline.
Apabila sudah mampu merancang strategi sosial dan digital maka dapat
dilaksanakan melalui online social media seperti Facebook, Google,
Youtube, Instagram, dan lain-lain. Karena seluruh kegiatan dijalankan secara online
dan semakin banyak perubahan yang terjadi, maka bisnis kuliner juga harus siap
dengan adanya perubahan dan juga tren yang sedang marak di kalangan masyarakat.Photo by Claudio Schwarz on Unsplash
Adanya keterbatasan mobilitas di masa
pandemi membuat bisnis kuliner online menjadi salah satu cara untuk
tetap mendapatkan penghasilan bagi sebagian masyarakat. Berbelanja online
sangat mudah dilakukan apalagi dengan adanya transaksi online untuk
mendukungnya. Adanya physical distancing dan social distancing
juga menjadi alasan masyarakat lebih memilih untuk berbelanja secara online.
Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mendapatkan penghasilan di
bidang bisnis kuliner.
Saat virus Covid-19 masuk ke Indonesia
bahan pokok banyak diburu oleh masyarakat. Saat itu masyarakat mengalamai panic
buying dan memborong kebutuhan makanan pokok seperti beras dan mie instan. Selain
itu untuk masyarakat juga membeli makanan beku atau frozen food untuk
persediaan makanan di rumah. Frozen food menjadi pilihan karena dapat
bertahan cukup lama apabila disimpan dengan benar yaitu di dalam freezer.
Melihat frozen food menjadi buruan, sebagian
masyarakat khususnya para Wanita yang pandai memasak mulai berbisnis frozen
food. Makanan dikemas secara rapi dan didinginkan supaya bisa bertahan lama
di dalam freezer. Produk frozen food juga bermacam-macam seperti
daging mentah, makanan siap saji, makanan olahan, dan juga snack.
Penyajian frozen food juga mudah, ada yang di goreng, di kukus, atau
bahkan dapat di diamkan pada suhu ruang dapat langsung di konsumsi begitu saja.
Selain frozen food, berbagai minuman
juga muncul di pasaran. Minuman yang memiliki cita rasa unik atau penampilan
yang unik menjadi daya tarik bagi masyarakat. Para pebisnis minuman juga
melakukan berbagai inovasi pada produknya supaya terlihat lebih menarik. Contoh
produk minuman yang marak di kalangan masyarakat selama pandemi ini seperti
kopi susu, minuman berbasis teh dan juga susu.
Pandemi Caovid-19 mempunyai dampak buruk
dan dampak baik juga bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang
konsumtif membuat bisnis kuliner secara online tetap banjir dengan
pelanggan, meski tidak semua dapat menyesuaikan diri dengan perubahan online.
Makanan dan minuman yang menjadi kebutuhan pokok setiap hari menjadi lapangan
pekerjaan bagi orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam bisnis kuliner.
Meski sudah ada banyak produk serupa di
pasaran, pebisnis kuliner tidak ragu untuk mencoba berjualan secara online.
Hal ini dikarenakan masyarakat lebih memilih untuk membeli produk secara online
daripada offline. Layananan take away dan free delivery
juga membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan produk. Namun pada era new
normal, outlet kuliner juga sudah mulai buka kembali. Sebagian
masyarakat memilih untuk dine in, sebagian masyarakat lainnya memilih
untuk pesan secara online. Di era new normal apabila bisnis
kuliner sudah pernah berjualan secara online, maka offline dan online
pun akan tetap ada pelanggan. Bahkan apabila melakukan pesanan secara online
akan mendapatkan banyak sekali promo.Photo by Afif Kusuma on Unsplash
Dapat disimpulkan bahwa bisnis kuliner
masih dapat berjuang ditengah pandemi Covid-19 meskipun tidak seramai dulu. Dengan
melakukan inovasi produk, masyarakat akan dengan mudah tertarik dengan bisnis
kuliner tersebut. menjadi beda tidak selamanya buruk, apalagi di bisnis
kuliner. Justru yang berbeda akan membuat rasa penasaran masyarakat dan mereka
akan mencobanya. Terlebih lagi makanan dan minuman lebih mudah untuk di inovasi
dibandingkan produk-produk lainnya.
Yuk Belajar Tentang Dunia Kopi bersama Two Brothers Coffee!
*Semua yang saya sampaikan belum tentu 100% baik dan benar.Bisa saling share yuk di kolom komentar
Trend kopi,Anak muda,Kopi Kekinian,Keunikan Kopi,kedai kopi,cafe kopi,Tempat nongkrong,Keunikan Kopi,resep kopi,penyebab kopi unik,Roasting kopi,Kopi Arabika,Kopi Robusta,Manual Brewing,Espresso
0 komentar:
Posting Komentar